Renungan

Assalamualaikum Wr.Wb.

Tulisan ini dibuat atas renungan pribadi dan pembelajaran yang dicari, mohon maaf atas ketidak sempurnaan dalam tulisan, saya hanya menulis berdasarkan apa yang saya pelajari, apa yang saya baca dan saya dengar, selamat membaca!

Dari referensi yang saya baca, "Dikatakan dia berwajah empat, satu wajah di muka, satu wajah di kepala, satu di punggung dan satu lagi di telapak kakinya. Dia mengambil nyawa para nabi dari wajah kepalanya, nyawa orang mukmin dengan wajah mukanya, nyawa orang kafir dengan wajah punggung dan nyawa seluruh jin dengan wajah tapak kakinya.
Dari kepala hingga kedua telapak kakinya berbulu Za’faran dan di setiap bulu ada satu juta muka di setiap satu juta muka mempunyai satu juta mata dan satu juta mulut dan tangan. Ia memiliki 4.000 sayap dan 70.000 kaki, salah satu kakinya di langit ketujuh dan satu lagi di jembatan yang memisahkan Surga dan Neraka. Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap lidah boleh berbicara satu juta bahasa. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya, maka tidak setitik air pun akan jatuh melimpah."

Tau siapa yang saya maksud ?
Ya, Malaikat Izrail.

Sejak lahir hingga meninggal semua sudah tercatat dalam Kitab yang terpelihara  Lauh Mahfuz, sebelum manusia ditiupkan ke dalam rahim ibunya, air mani itu sudah dicampurkan dengan debu tempat di mana akan meninggal, jadi selama hidup manusia itu akan terus berputar hingga menemui tempat yang telah ditetapkan Allah. Satu lagi yang sudah saya pelajari bahwa tanggal, bulan atau hari meninggal memiliki kesamaan dengan  tanggal, bulan atau hari lahir, tapi kebanyakan yang sama adalah harinya. Dan saat daun nama gugur maka malaikat mengambilnya dan mulai mengikuti pemilik nama tersebut. 40 hari sebelum kematian malaikat sudah mengikuti, manusia itu sudah dikatakan mayat hidup, atau mayat berjalan.

Apa kita siap untuk itu ?
Pernah tidak bertanya pada diri sendiri apa yang akan dilakukan apabila kita tau kapan waktu itu tiba ? Sebab maut tidak memandang usia dan waktu, bisa datang kapan saja dan tidak bisa dihindari.

Dalam keadaan sehat dan bahagia mungkin sulit membayangkannya, itulah kenapa di ceramah ustadz dikatakan: pentingnya untuk ziarah dan datang ketika ada orang yang meninggal, agar kita sadar bahwa biar bagaimanapun hidup hanya sementara, kita perlu persiapan untuk hidup yang lebih kekal. Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan (Qs. 57 Ayat 20) 

Padahal, sama sekali tidak ada yang bisa dibanggakan, semua hanya titipan kelak bila janjinya telah tiba, maka hanya kitalah penolong bagi diri sendiri, tak ada pakaian berwarna, tempat tidur yang nyaman, rumah yang terang, keluarga yang selalu menemani. Tidak ada!
Sendiri saja dibalut kain putih tidur di bawah tanah, ntah luas atau sempit, ntah gelap atau terang, ntah sepi atau ramai, Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. (Qs. 3 ayat 185)

Pada hari kiamat manusia terbagi kepada Tiga Golongan, Golongan kanan, Golongan Kiri, dan Golongan Orang-Orang yang Paling Dahulu Beriman.
1. Balasan Kepada Golongan Orang-Orang yang Paling Dahulu Beriman, mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah), berada dalam surga kenikmatan, segolongan besar dari orang-orang terdahulu (Seluruh umat nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad saw.) dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. (dan yang dimaksud orang yang kemudian ialah umat Nabi Muhammad saw.) mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan permata, mereka bersandar di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah, laksana mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan. Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun yang menimbulkan dosa, tetapi mereka mendengar ucapan salam. (Qs. 56 ayat 11, 12,13,14,15, 16, 17, 18, 22, 23, 24, 25)

2. Balasan Kepada Golongan kanan, yaitu orang-orang yang menerima buku catatan amal mereka dengan tangan kanan. Dan golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu, mereka berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, dan naungan yang terbentang luas, dan air yang mengalir terus menerus, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. (Qs. 56 ayat 27-34)

2. Azab Atas Golongan kiri, Golongan kiri, yaitu orang-orang yang menerima buku catatan amal mereka dengan tangan kiri. Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu. (Mereka) dalam siksaan api yang sangat panas dan air yang mendidih, dan naungan asap yang hitam, tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu (dahulu) hidup bermewah-mewah, dan mereka terus menerus mengerjakan dosa yang besar, dan mereka berkata "Apabila kami sudah mati, menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? Apakah nenek moyang kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?" Katakanlah, "(Ya), sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, pasti semua akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang sudah dimaklumi. (QS. 56 Ayat 41-50)

Allah Maha kasih Maha Bijaksana, Kita yang menentukan sendiri ke dalam golongan mana kita ingin berada, golongan yang dapat menikmati naungan yang luas dengan buah-buahan segar, dengan air yang terus mengalir, dengan segala nikmat Allah, atau golongan  kiri yang berada dalam siksaan api, yang pasti akan memakan pohon zaqqum, makanan bagi orang yang banyak dosa, seperti cairan tembaga atau minyak panas yang kotor yang dapat mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas, kemudian Allah akan memerintahkan "Peganglah dia, kemudian seretlah dia sampai ke tengah-tengah neraka, kemudian tuangkanlah di atas kepalanya azab (dari) air yang sangat panas."  (Qs. 44 Ayat 43-48)

Kami telah menciptakan kamu, mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)? (Qs. 56 Ayat 57)  Kelak kita akan tiba pada masa di mana kita berdiri di ujung jembatan shiratal mustaqim, sendiri harus melewatinya tidak bisa tolong menolong dengan siapapun, seperti di dunia.

Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abu Said Al Khudri r.a. berkata : “ Rasulullah SAW telah menyampaikan kepadaku bahwa jembatan shirath itu lebih tipis dari sehelai rambut dan setajam pedang”


Ibnu Mas’ud berkata ,” Jembatan shirath merupakan jalan yang lurus sepanjang neraka. Bentuknya seperti pedang yang panjang, dapat mematahkan , dan licin. Di atas jembatan shirath ini terdapat besi-besi yang berasal dari neraka. Besi-besi ini mencakar dan mencengkram siapa saja yang dikendaki. Diantara orang-orang yang menyeberangi shirath, terdapat orang yang berlari secepat kilat hingga akhirnya dia dapat selamat. Ada yang berlari seperti angin hingga dia selamat sampai di seberang. Ada yang berlari secepat kuda. Ada pula yang berlari biasa dan berjalan.” (diriwayatkan oleh Thabrani dan Bahihaqi dengan sanad yang shahih)

Setelah semua peringatan-peringatan yang Allah berikan, apakah masih ingin berpaling sedangkan waktu di dunia ini hanya sesaat, bahkan saat inipun kita selalu merasa semua terjadi begitu cepat, untuk waktu yang singkat apa masih mau menghabiskannya untuk mengkhawatirkan masalah-masalah di dunia? Sedang akhirat sudah menunggu, berjalanlah di atas dunia dengan niat yang baik agar mendapat dampak positif hingga akhirat, jangan mengkhawatirkan apapun, termasuk khawatir akan kekurangan dan tidak memiliki harta tahta, dll. kalau niat kita baik semua jalan akan terbuka, Milik-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (Qs. 42 Ayat 12), dan sesungguhnya Dialah yang memberikan kekayaan dan kecukupan. (Qs. 54 Ayat 48)

Takutlah hanya kepada Allah, dan khawatirlah hanya karena dosa. Karena dosa dapat membawa  pada murkanya Allah. Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. (Dengan demikian) Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).(Qs. 53 Ayat 31-32)  sekali lagi, kita hanya akan mempertanggungjawabkan perbuatan kita sendiri, (yaitu) bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu) (Qs.53 Ayat 38-42)

Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (Qs. 49 Ayat 15)  Ada beberapa poin yang bisa diambil dari ayat di atas

Pertama, beriman kepada Allah dan Rasul berarti mematuhi perintah Allah dan ajaran Rasul, manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, kenapa kita malas beribadah, memang ada beberapa waktu kita merasa futur, tapi kenapa ? Bukankah ibadah shalat itu sebenarnya untuk diri kita sendiri ? Kadang saya merasa, alangkah egoisnya kalau malas beribadah padahal ibadah itu untuk diri sendiri sebagai penyelamat di akhirat kelak, coba direnungkan lagi, kalaupun beribadah pasti ibadah kita dipenuhi dengan doa-doa untuk diri kita kebahagiaan kita bersama keluarga. Tapi Allah malah senang dengan ibadah kita walaupun doa yang kita panjatkan untuk diri kita sendiri. Shalat niat kita untuk Allah jasad kita hadapkan ke Allah tapi permohonannya untuk diri kita, apa pernah kita berdoa agar singga sana Allah semakin luas ? Agar kekuasaan Allah bertambah ? Tidak! Allah Maha Baik, Maha segalanya. Maha Besar Allah dengan segala firman Nya.

Kedua, beriman kepada Allah dan Rasul selain mematuhi perintah dan ajaran Nya, juga menjauhi semua larangan-Nya. Baik itu yang menimbulkan dosa besar maupun dosa kecil, di salah satu cerama agama yang pernah saya hadiri ustadznya pernah menyampaikan bahwa semua akan kita pertanggung jawabkan Jika kita memiliki dosa dan kesalahan  kepada Allah lalu kita bertobat, sesungguhnya Allah Maha pemaaf Maha Pengampun. Namun jika dosa kita kepada sesama manusia, maka ini yang (agak) sulit, maka dari itu penting bagi kita untuk menjaga hati dan mulut, kalau kita lagi lagi antrian dipotong oleh orang yang kita nggak kenal mungkin akan menimbulkan emosi tapi lebih baik ditahan dari omongan kasar sebab kalau diakhirat nanti disuruh cari untuk minta maaf. Harus menahan hati dari emosi dan menahan mulut dari omongan yang tidak baik, karena perkataan kita bisa jadi menyinggung dan menyakiti orang lain walau maksudnya bukan begitu. Juga tidak boleh membicaran keburukan orang lain, Kata pak ustadz ada 2 kemungkinan yang menimbulkan dosa ketika membicaran keburukan orang lain, pertama jika keburukan itu salah berarti kita telah memfitnah. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. (Qs. 2 Ayat 191), tapi jika keburukan itu benar, maka itu sama saja seperti kita membuka dan menyebarkan aib orang lain, jika kita membuka aib orang lain maka Allah juga akan membuka aib kita, Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah dari banyak prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah penerima tobat. Maha penyayang. (Qs. 49 Ayat 12)

Ketiga, Orang mukmin tidak ragu berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah, Alhamdulillah lingkungan kita tinggal bukanlah lingkungan peperangan jadi jihad kita cukuplah dengan harta di jalan Allah, seperti bersedekah. Sebenarnya sedekah itu bukan karena mampu tapi karena ingin, ada yang mampu tapi tidak ingin, ada juga yang ingin walau tidak mampu. Bukan karena kaya kita baru bersedekah tapi karena sedekah Allah menambah rezeki kita. Alqur'an tidak pernah bohong, saya sudah sering membuktikannya, jangan pernah takut untuk bersedah walau itu uang terakhir yang kita punya. Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu penguasanya (amanah).  Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar. (Qs. 57 Ayat 7) Dan mengapa kamu tidak menginfakkan hartamu di jalan Allah, padahal milik Allah semua pusaka langit dan bumi? (Qs. 57 Ayat 10) Barang siapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan mengembalikannya berlipat-ganda untuknya, dan baginya pahala yang mulia, (Qs. 57 Ayat 11)

Dan, semoga kita bisa memperbaiki diri agar termasuk golongan kanan, dan apabila kita disakiti dilukai atau dirugikan sesungguhnya itu lebih baik daripada kita merugikan orang lain, karena seperti yang sudah saya bahas di atas, kelak semua akan dimintai pertanggung jawaban ketika di akhirat nanti orang yang memiliki hutang berupa kesalahan kepada sesama manusia harus dibayar dengan pahalanya. Dan jika pahalanya telah habis maka dia harus membayar dengan menanggung dosa orang yang dia punya kesalahan padanya.

Dan apabila kita dirugikan oleh orang lain. Bersabar dan memberi maaf lebih baik daripada membalas, dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim. Tetapi orang-orang yang membela diri setelah dizalimi, tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka. Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksaan yang pedih. Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia. (Qs. 42 Ayat 39-43) Sabar dan memaafkan lebih baik daripada membalas, mungkin membalas akan membuat lega, tetapi sabar memuliakan mu di mata Allah, tidak ada yang perlu di balas, karena balasan atas setiap dosa sudah Allah atur.

Dan sekali lagi. Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, (Qs. 57 Ayat 20) Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, (Qs. 57 Ayat 21)

Sekian dari saya, Semoga bermanfaat.
Semoga kita bisa melakukan hal-hal baik untuk urusan dunia tanpa melupakan akhirat.
Mohon maaf dan mohon maklum apabila masih ada kesalahan, tulisan ini dibuat oleh saya yang sesungguhnya masih dalam proses intropeksi dan belajar.

Wassalamualaikum Wr. Wb.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

For you guys

#JurusanKuliah

Bukan Mitos