Penggalan ''fiktif belaka''

Sepiring Rindu

Hey.. lihat kacanya berembun, apa hari ini terlalu dingin untuk dilalui sendiri ?
emhh tidak juga, menatapnya dari kejauhan eh maksudnya menatapnya dari hayalan, sudah cukup menghangatkan hati, sangking hangatnya sampai bertahun-tahun, berbulan-bulan, berminggu-minggu, berhari-hari, bahkan berdetik-detik. Aku lupa kalau aku ini sebenarnya sendiri, selalu sendiri dan teramat menyendiri. aku terlalu asyik bercakap dengan bayangnya, apa salah ? aku membuang muka dari keramaian untuk menghabiskan hari bersama bayangnya apa salah ? aku tidak ingin sepotongpun raut bayangnya menghilang.. apa salah ??? salah ?? jelas salah...!!!

10..9..8..7..6..5 ntah brapa lagi orang yang akan menghilang dari hidup ku, jika aku terus memasung tatakramah dan mengunci mati cara bersosialisasi di muka umum. teramat pasrah pada bayangan asing itu. Jadi ini salah siapa ? salah angin yang berhembus yang sudah membawa kenangan tentangnya ? salah hujan yang memercikkan setiap baiknya cerita ? ntahlah...

 Setiap harinya aku melalui perjalanan yang amat jauh, tiap harinya bertemu dengan jutaan jiwa yang berbeda-beda. ratusan pengalaman, dan puluhan cerita baru. Tapi ketika aku pulang ke rumah kutemui sepiring itu.... saat dipagi hari pun aku kerap menemui sepiring itu di atas meja makan.. emhh sepiring itu.. ya sepiring itu.. aku tidak suka menyebutkannya itu makanan kesukaanmu yang akan membuat ku rindu.. 

Rindu sekali.. aku menaruh rindu di atasnya, mengertilah ! sebenarnya aku hampir melupakanmu aku tidak akan mengingatnya lagi walaupun diantara beribu buruknya keluhku karena ulah atau mungkin celotehmu masih tersisa alasan mengapa aku begitu tulus padamu, akupun tetap tersenyum rapi walau berkeping-keping kau sudah membakarku nyaris binasa, tapi sekali lagi mengertilah. dari situ aku mengerti mengasihi dengan tulus tanpa alasan itu tlah aku teladani, tidak akan pernah aku jadi pribadi yang tega menyakiti hati sesama bahkan pemanfaat keadaan, ya aku sudah buktikan itu .. sampai detik ini aku masih berjalan lurus melepas sepiring rindu menatap ke depan, bukannya bertingkah banyak pilih. tapi cinta ini memang bukan untuk sembarang. 

#Bijak #Sekian #wassalam.. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

For you guys

#JurusanKuliah

Bukan Mitos